Sore itu cuaca mendung. Langit jingga yang biasanya ada, berubah menghitam.
Ini tidak seperti hari hari biasanya.
Angin berhembus kencang seakan pohon pohon disekitarnya hampir tumbang.
Biasanya jam segini anak anak dikomplek rumahku berlarian pulang setelah menghabiskan waktu senjanya bermain bola atau sekedar petak umpet. Mungkin mereka kedinginan pikirku.
"Ta.. Sinta.. Ayo siap-siap shalat magrib!", kata ibuku memecah lamunanku.
"iya, Mah." aku segera ke kamar mandi untuk pipis dan mengambil air wudhu.
"Mah, aku ndak jadi shalat. Haid, Mah.", teriakku dari dalam kamar mandi.
Setelah mencari dikamarku, akhirnya aku menyadari aku hanya memiliki 1 pembalut dan tidak punya stok pembalut untuk esok harinya.
Aku putuskan untuk melaju motorku ke warung untuk membeli pembalut.
Dilema sih.
Untuk jalan naik motor ke warung terdekat dari rumahku itu butuh waktu 20menitan melewati hutan dan sebuah danau yang terkenal angker. Maklum, rumahku di pelosok Kalimantan Timur, belom sepadat dan seramai dikata kota besar.
Belom lagi suasana magrib itu.
Ah sudahlah. Selama ini belom pernh ada kejadian aneh aku lewat situ. Barang kali cuma kata kata orang saja.
Aku mencoba meyakinkan diriku.
Akhirnya aku pergi setelah pamit ke mamaku.
Berangkat nya sih santai. Tidak terjadi apa apa.
Sejuk malah. Angin nya berhembus. Dingin. Mendung. Cocok untuk bersantai.
Nah, ketika pulang dari warung, aku liat ada sesosok orang di danau. Sendirian. Apa mungkin tersesat yah pikirku.
Aku hampiri dengan motorku. Mungkin dia butuh tumpangan. Jelas sekali tidak ada kendaraan umum jam segitu.
Ternyata.. Setelah berjarak 100meter. Berubahlah sosok itu menjadi pocong. Menatapku dan tertawa terbahak bahak.
Segera ku pacu motorku sekencang mungkin agar cepat sampai dirumah.
Ah seram sekali. Pucat.
Kata mamaku, hal itu biasa terjadi. Makhluk halus senang dengan bau darah haid. Suka usil.
Mungkin hari itu aku juga yang salah karena tergesa gesa pergi magrib magrib.
Semoga cerita nyata ini bisa menjadi pelajaran untuk tidak berkeliaran di waktu magrib terutama saat haid.
----------------------------------------------
Kiriman : Lasita Taraditya (lasita.taraditya@gmail.com) . 15 Desember 2015, 15:42 waktu setempat.
ayok kirimkan ceritamu ke richieimani1.ri@gmail.com untuk berbagi ceritamu dengan ribuan pengunjung lainnya
Ini tidak seperti hari hari biasanya.
Angin berhembus kencang seakan pohon pohon disekitarnya hampir tumbang.
Biasanya jam segini anak anak dikomplek rumahku berlarian pulang setelah menghabiskan waktu senjanya bermain bola atau sekedar petak umpet. Mungkin mereka kedinginan pikirku.
"Ta.. Sinta.. Ayo siap-siap shalat magrib!", kata ibuku memecah lamunanku.
"iya, Mah." aku segera ke kamar mandi untuk pipis dan mengambil air wudhu.
"Mah, aku ndak jadi shalat. Haid, Mah.", teriakku dari dalam kamar mandi.
Setelah mencari dikamarku, akhirnya aku menyadari aku hanya memiliki 1 pembalut dan tidak punya stok pembalut untuk esok harinya.
Aku putuskan untuk melaju motorku ke warung untuk membeli pembalut.
Dilema sih.
Untuk jalan naik motor ke warung terdekat dari rumahku itu butuh waktu 20menitan melewati hutan dan sebuah danau yang terkenal angker. Maklum, rumahku di pelosok Kalimantan Timur, belom sepadat dan seramai dikata kota besar.
Belom lagi suasana magrib itu.
Ah sudahlah. Selama ini belom pernh ada kejadian aneh aku lewat situ. Barang kali cuma kata kata orang saja.
Aku mencoba meyakinkan diriku.
Akhirnya aku pergi setelah pamit ke mamaku.
Berangkat nya sih santai. Tidak terjadi apa apa.
Sejuk malah. Angin nya berhembus. Dingin. Mendung. Cocok untuk bersantai.
Nah, ketika pulang dari warung, aku liat ada sesosok orang di danau. Sendirian. Apa mungkin tersesat yah pikirku.
Aku hampiri dengan motorku. Mungkin dia butuh tumpangan. Jelas sekali tidak ada kendaraan umum jam segitu.
Ternyata.. Setelah berjarak 100meter. Berubahlah sosok itu menjadi pocong. Menatapku dan tertawa terbahak bahak.
Segera ku pacu motorku sekencang mungkin agar cepat sampai dirumah.
Ah seram sekali. Pucat.
Kata mamaku, hal itu biasa terjadi. Makhluk halus senang dengan bau darah haid. Suka usil.
Mungkin hari itu aku juga yang salah karena tergesa gesa pergi magrib magrib.
Semoga cerita nyata ini bisa menjadi pelajaran untuk tidak berkeliaran di waktu magrib terutama saat haid.
Kiriman : Lasita Taraditya (lasita.taraditya@gmail.com) . 15 Desember 2015, 15:42 waktu setempat.
ayok kirimkan ceritamu ke richieimani1.ri@gmail.com untuk berbagi ceritamu dengan ribuan pengunjung lainnya
Komentar
Posting Komentar